Tuesday, May 1, 2007

Hari Buruh Sedunia 2007, Tahun Kematian Buruh Migran

KESRA --1 MEI: Hari ini, 1 Mei 2007 adalah hari yang sangat penting bagi buruh seluruh dunia, tidak terkecuali bagi buruh migran (yang bekerja di luar negeri). Peringatan Hari Buruh Sedunia tahun 2007 ini merupakan hari berkabung bagi buruh migran Indonesia.
Menurut Anis Hidayah, direktur Migrant Care, terhitung sejak Januari-April 2007, setidaknya 44 buruh migran Indonesia meninggal dunia di luar negeri. Di Malaysia 13 orang, Singapura 9 orang, Saudi Arabia 7 orang, Yordania 7 orang, Taiwan 5 orang, Hongkong 2 orang dan Jepang 1 orang.
Anis mengungkapkan ke-44 orang buruh migran Indonesia yang meninggal dunia di luar negeri tersebut adalah Indarwati (32) ,Utari Widi Astuti (19), Atik Ekowati, Rumaikah, Rumiati, Iri, Dwi Novita sari, Jiah Bt Santukiman, Ridaah Bt Saharun, Umi Kulsum, Musdolifah (36), Kasiatun Bt Sukarno, Carmini Bt Jaidi, dan Istiqomah.
Juga Dasiah (32), Evi Priyanti, Dwi Kumiyah (24), Siti Juliah (30), Reni Endang Kusumawati, Susanti (30), Habi Rahman, Eka Yuanita, Rujiatmi, Rico Juan Afriyanto (28), Martukan (34), Nurhidayah, Watem (30), dan Nita.
Kemudian Juliana Desanti Taopan (26th), Siti Juriyah, Caswati, Darsiah, NN, NN, Sunarsih, 28, Sunarti (29), Gozali (38), NN (perempuan), Asmali (34), NN (32), Ahmad Apik, Edi Saturahman, dan Soleman Fobia.
"Dari 83% dari jumlah buruh migran yang meninggal adalah 37 orang perempuan dan mayoritas bekerja di sektor domestik sebagai PRT migran. Di Singapura, penyebab kematian buruh migran adalah karena jatuh dari bangunan yang tinggi, di Saudi Arabia mereka meninggal karena sakit dan kekerasan oleh majikan, di Malaysia penyebab kematinnya beragam, mulai dari sakit, kecelakaan kerja, mati di tangan RELA, dan terseret arus banjir."
"Tidak jarang diantara mereka penyebab kematiannya belum jelas meski jenazah telah dipulangkan ke Indonesia. Bahkan tiga diantaranya hingga kini masih misterius atau identitasnya belum jelas. Di sisi yang lain, masih banyak juga jenazah mereka yang belum dipulangkan ke Indonesia meski telah meninggal selama berbulan-bulan," imbuhnya.
Atas dasar situasi tersebut, Migrant Care menyatakan Hari Buruh Sedunia (May Day) 2007 ini sebagai hari berkabung bagi buruh migran Indonesia dan mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk ikut menaikan bendera setengah tiang sebagai wujud turut berduka cita atas meninggalnya Sang Pahlawan Devisa.
Bertepatan dengan Hari Buruh Seduni tahun ini, lanjut Anis, pihaknya mendesak Pemerintah Indonesia harus secara serius menangani dan merespon tingginya angka kematian buruh migran Indonesia di luar negeri dan memberikan penghormatan serta penghargaan kepada setiap jenazah buruh migran yang dipulangkan ke Indonesia layaknya seorang pahlawan.
"Pemerintah Indonesia harus segera memulangkan jenazah-jenazah buruh migran yang hingga kini masih tertahan di berbagai negara disertai dengan hak-haknya. Sekaligus juga mengusut tuntas penyebab-penyebab kematian tersebut, termasuk mereka yang kematiannya masih misterius."
Pemerintah Indonesia harus melakukan upaya-upaya preventif untuk mengurangi tingginya angka kematian buruh migran di luar negeri. Pemerintah Indonesia harus segera memperbaiki kebijakan untuk memaksimalkan upaya perlindungan terhadap buruh migran dengan merativikasi konvensi internasional tentang perlindungan terhadap buruh migran dan anggota keluarganya, Membentuk bilateral/multilateral agreement serta merevisi UU No 39 Tahun 2004. (cn/broto)